Saturday, 06-16-2013
Pernah
nggak kalian menjumpai sosok wanita yang usianya udah nggak bisa disebut muda
lagi alias tua, lebih spesifiknya lagi tua renta yang hidup seorang diri alias
nggak punya siapa-siapa alias sebatang
kara. Ya itulah kejadian yang aku alami
hari ini. sebuah pemandangan yang cukup memilukan dan menguras air laut (hehe
bercanda ding) Sekaligus membuka mata hati saya untuk bersyukur kepada sang
Khaliq Allah SWT.
Waktu
itu ceritanya aku kabur dari mata kuliah PKN, ya mata kuliah yang aku klaim
nggak cocok banget dengan diriku. Setelah berdebat cukup sengit dengan malaikat baik dan setan jahat yang ada
dalam diriku, akhirnya setan jahat memenangkan perdebatan saat itu, aku
memutuskan untuk kabur dari mata kuliah PKN. Waktu itu yang ada dipikaranku ingin cepet-cepet
nyampek rumah terus tidur sampek puassss. Jarak tempuh antara rumah dengan
kampus bisa dibilang cukup jauh karena berbeda kota.
Setelah
sukses keluar gerbang kampus dengan selamat sentausa, aku mengendarai motor ku nggak terlalu kenceng
juga nggak terlalu slow, ya yang sedang-sedang aja gitu seperti lagu dangdut
yang aku nggak tau penciptanya siapa (emang penting ya? :D). Letak kampus ku
berada di tengah-tengah kota jadi sepanjang perjalanan menuju rumah pemandangan
yang terlihat adalah bangunan-bangunan sekolah, kantor-kantor pemerintahan
daerah setempat dkk. Tetapi ada satu pemandangan yang membuat aku menghentikan
motorku. Ya di pinggir trotoar di depan gedung yang cukup besar entah itu
gedung apa ak nggak begitu memperhatikan ada sesosok wanita renta yank
kondisinya buruk sekali. Aku memarkir motorku nggak jauh dari wanita tersebut,
aku mendekat niat nya sih cuman pingin lihat kondisinya aja. And I saw
something that make me speechless. You know what?! Dia buta men!! Bayangin aja
siapa yang nggak speechless melihat sosok wanita tua renta sendirian di pinggir
jalan dalam keadaan tidak bisa melihat. Sebenernya
nggak hanya sekali ini aku melihat wanita tersebut di pinggir trotorar yang
sama. Aku yakin mungkin wanita tersebut tinggal di depan gedung itu. Ketika aku
semakin mendekat, kejadian speechless terulang kembali untuk yang kedua
kalinya. Jadi bisa dibilang double speechless gitu. Wanita tersebut berbicara
sendiri dengan menggunakan bahasa jawa yang kurang lebih seperti ini “ ya Allah
rek, tongkat ku iki maeng nangndi se?” siapapun di dunia ini yang punya hati
pasti bakal nyesekkkk. Dia ngomongnya ssetengah nangis men. Berhubung aku
termasuk tipe-tipe orang yang mellow (ciiieeeee :D) aku mencoba nyariin
tongkatnya mbah-mbah itu. Beruntung disitu pas lagi ada petugas kebersihan yang
lagi bertugas dan menemukan tongkat si embah tadi dan juga menemukan kapas si
embah yang berserakan. Aku mendekati si embah tadi dan menyerahkan tongkat
miliknya. Terharu campur sedih campur miris campur nyesekkk dan sebagainya.
Setelah mengembalikan tongkat si embah itu, aku langsung ppamit pulang dengan
sejuta sampai semilyar pertanyaan hehehe.
Aku
nggak bisa bayangin aja kalau misalkan hujan, itu si embah berteduh dimana?
Kalau pas malem waktu dia nyenyak tidur, secara mendadak hujan turun dengan
kondisi penglihatan yang sudah nggak fungsi begitu, bagaimana caranya dia
menyelamatkan dirinya ? kalau makan bagaimana? Kalau eek? Pipis? Mandi? Makan?
Ganti baju? Aahhhhh berbagai macam pertanyaan yang tidak terjawab
mengiringi perjalanan ku pulang ke rumah
tercinta.
Aku
nggak habis fikir aja sebenernya. Kenapa hal seperti itu bisa terjadi. Apakah
hal tersebut sebuah kelalaian atau ketidaktahuan atau kesengajaan pemerintah setempat? Aneh, iya
aneh kenapa aku bilang aneh? Karena si embah itu berada di lokasi yang dekat
dengan kantor pemerintah daerah setempat tetapi kenapa si embah itu kondisinya
bisa seperti itu? Aaahhhhhhh entahlah !!
menarik seklai untuk dibaca
BalasHapusundian axis