Senin, 06 Mei 2013

Cara Mengatasi Orang yang Terkena Gangguan Jiwa


  Orang Gila Bisa Sembuh total loh


Anda pasti pernah menjumpai orang gila, atau bahkan punya tetangga atau sodara yang mengidap penyakit ini. Kebanyakan orang menganggap bahwa, penyakit gangguan jiwa ini tidak bisa disembuhkan, apalagi bisa sembuh total.bener nggak sih??. Penasaran?? Simak aja deh artikel dibawah ini.
Banyak orang beranggapan bahwa ganguan jiwa tidak bias disembuhkan dan identik dengan orang gila. Padahal, gangguan jiwa tak hanya gila,  namun banyak jenisnya. Misalnya, manis_depresif, phobia, gangguan kecemasan, psikosa, schizophrenia dan post  traumatic stress disorder (PTSD).
                Umumnya penyakit-penyakit yang biasa disebut penyakit gila ini, terdiri dari dua jenis yaitu neurosa dan psikosa. Penyebab penyakit jiwa ini sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun faktor keturunan bisa menjadi salah satu penyebab. Factor genetik tampaknya sangat dominan
                Menurut penelitian, apabila saudara ayah-ibu menderita salah satu penyakit tersebut, maka anak memiliki potensi sebesar 3% untuk mengidapnya. Apabila ada salahsatu saudara kandungnya yang menderita, maka anak berpotensi menderita sebesar 5%-10%. Lantas bagaimana dengan saudara kembar?. Apabila tidak kembar identik, maka potensinya 5%-10%, namun untuk anak kembar identik, potensi menderita sebesar 25%-45%.
                Sedangkan jika penderita adalah salahsatu dari kedua orangtua, maka anak berpotensi sebesar 15%-20%. Penyakit ini bisa menyerang laki-laki maupun perempuan. Kebanyakan perempuan yang menderita penyakit ini adalah mereka yang berusia 20 hingga awal 30-an tahun, sementrara pada kelompok jenis kelamin laki-laki lebih dini, yakni usia akhir remaja hingga awal 20-an tahun. Selain itu, tak jauh beda dengan keluhan kesehatan yang lain, gangguan jiwa bisa ditangani. “bahkan jika penanganannya tepat dan tidak terlambat, penderita penyakit kejiwaan bisa sembuh secara optimal,” terang dr Fatimah Haniman spKJ (K), psikiater anak dan remaja RSUD dr Sooetomo.
                Fatimah menjelaskan, gila merupakan gangguan jiwa berat. Bahkan hal tersebut bisa menggangu aktivitas sehari-hari dan lingkungan, misalnya. Mengganggu sekolah atau pekerjaan sehingga prestasi menurun. “gangguan tersebut tidak mengenal usia, siapa saja bisa mengalaminya misalnya schizophrenia” ujar dr Fatimah.
                Gejala pendeerita skizofrenia antara lain : delusi, halusinasi, cara bicara / berpikir tidak teratur, perilaku negative, misalkan : kasar, kurang termotivasi, muram, perhatian menurun.
                Penanganan : sikap menerima adalah langkah awal penyembuhan, penderita perlu tahu penyakit apa yang ia derita. Dan bagaimana melawannya, dukungan keluarga akan sangat berpengaruh,perawatan yang dilakukan para ahli bertujujuan mengalami gejala skizpofrenikdan kemungkinan gejala psyichotic.
                Dalam keadaan tersebut, penderita tidak bisa lagi menilaiperbuatannya, perasaannya juga tidak wajar. Kadang penderita menangis, atau tertawa tanpa alas an yang jelas. Dengan demikian, orang lain yang melihatnya tidak dapat mengetahui jalan pikirannya. Tidak hanya itu, perbuatannya dapat menggangu atau membahayakan keselamatan oranglain dan dirinya sendiri.
                Gangguan kejiwaan bisa disebabkan oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal, bisa dipicu kondisi otak. Yaitu adanya perubahan keseimbangan neurotransmitter (zat-zat pembawa [pesan kimiawi). Selain itu, infeksi otak bisa menjadi salahsatu penyebab.
                Factor eksternal, umumnya diisumbang karena depresi atau trauma kejiwaan akibat lingkungan “bisa juga kombinasi antara internal dan eksternal,” kata ketua ilmu kesehatan jiwa RSU dr Soetomo. Depresi merupakan suatu kondisi dimana alam perasaan sesorang itu turun ke posisi yang terendah. Sekalipun penyebab depresi itu tidak diketahui , tetapi bisa diduga factor-faktor yang mendukung terjadinya depresi.
                Menurut Dr. Hubertus, factor pencetusnya bisa disinyalir, seperti akibat seseorang itu mengalami kekecewaan yang cukup berat dalam hidupnya, karena tidak berhasil mencapai satu keinginan, atau kehilangan orang yang paling dicintai, atau tuntutan orang tua terhadap anak, pertengkaran hebat antar pasangan , derita penyakit berkepanjangan, maslah keuangan, persaingan karier, rendahnya harga diri, kesulitan menjalin hubungan dengan pasangan dan relasi, gangguan hormonal dan sebagainya, tergolong sebagai pencetus depresi.
Penanganannya tidak boleh sembarangan, bergantung jenis gangguan yang dialami, penanganannya bisa dengan obat-obatan , terapi atau , kombinasi keduanya. Terapi yang digunakan bisa berupa konseling, terapi perilaku, atau perilaku kognitiF.
                Untuk menangani gangguan kejiwaan yang berat (psikosa), diperlukan pengobatan jangka panjang. Kadang ada yang perlu pengobatan seumur hidup pada tahap awal, diberikan dosis yang optimal. Sesudah kondisi teratasi, dosis dipertahankan  hingga jangka waktu tertentu sampai tercapai kestabilan. Baru kemudian, dosis diturunkan sampai minimal atau sampai berhenti sama sekali .
Penghentian dosis yang terlalu cepat, atau penghentian secara dini akan beresiko timbulnya kekambuhan.  Untuk gangguan kejiwaan berat, setiap gangguan akan menguranngi derajat kesembuhan berikutnya
Memang lama pengobatan, terutama dengan obat medis, memungkinkan timbulnya efek samping. Tetapi, efek samping umumnya terjadi bila obat dikonsumsi melebihi takaran yang dianjurkan. Pengaruh obat bakal mereda atau menghilang dengan sendirinya ketika konsumsi obat dihentikan atau diberi obat penawar.
Nah sekarang anda udah tau kan? Kalau orang gila itu bisa sembuh, bahkan bisa sembuh total, asalkan penanganannya tepat dan nggak ngawur. (*)

9 komentar:

  1. Tapi bagaimana cara keluarga agar dapat berkomunikasi baik dengan penderita dan menghilangkan rasa takut dengan penderita?

    BalasHapus
  2. Lebih baik di titipkan saja ke panti sosial

    BalasHapus
  3. Kebanyakan orang tua atau keluarga sangat panik/ketakutan histeris bila terjadi sesuatu hal yang sangat fatal yang menimpa anaknya pada awal depresi terjadi. Yang saya ingin tanyakan bagaimana menyikapi orang tua atau keluarga yang cemas dan terlalu terburu-buru dalam proses penyembuhan anaknya yang sakit kejiwaannya. Saya sangat berharap memohon saran dan masukannya.... terimakasih....

    BalasHapus
  4. kalau aku ibu dan ana semua terkena penyakit ini anak gangguan jiwa berat sedangkan ibu terkena depresi yg parah , saya pisahkan mereka berdua sebab pernah disatukan malah jadi berantakan ,,, bagaimana yah saya menangani hal ini kesal bawaannya mau marah sebab kondisi lingkungan keluarga jadi tdk stabil, apalagi warga sekeliling mulai ada beberapa yg merasakan keluhannya . tolong dokter apakah sikap kami ini salah ? karena ini orangtua suami saya yg pastinya adalah keramat... kadang saya capek menanganinya karena semua dari perbuatan yg paling kecil sampai yg besar selalu laporan......

    BalasHapus
  5. thanks informasinya gan,,, baca juga penyebab sakit jiwa buat tambahan pengetahuan kita semua :)

    BalasHapus
  6. Kenapa kk saya stresnya kumat lagi padahal minum obatnya trus cuma diganti sama dokternya

    BalasHapus
  7. Bagaimana dg pasien yg rawat jln? Pd wkt sakit bs utk mengkonsumsi obat yg di berikan,namun setelah sembuh,mmbaik. utk meminum obat yg dmn dosis telah ditrunkan tdk mau,sambil bilang,"aku gak sakit,emang aku sakit apa?

    BalasHapus
  8. saya juga lg stress berat krna saya umur 42 thn msh nganggur dan jomblo. dulu thn 2003 saat msh kerja di bdg saya sering dimutasi, diremehkan orang krna otak dan tenaga saya payah shg saya mengundurkan diri, nyari kerja lg baru sebentar dipecat krna tdk becus kerja. dulu saya kalau nyari jodoh sering ditolak cewe, diremehkan cewe, dibohongi teman, dimanfaatkan teman, diancam org, dipukul orang saat nyari cewe dll.. akibatnya saya selama 15 thn tiap hari marah marah, berkata kotor, susah tidur, kdng banting barang barang, sering berdoa yg buruk buruk dll. buka usaha kecil kecilan bangkrut, jualan online tdk laku.. apa saya kena gangguan ghaib? dulu kakek dan uwa saya paranormal sakti.. saya sdh 12thn agak rajin ibadah tp nasib tdk berubah..dulu thn 2003 saat merantau ke bdg saya melamar cewe namanya Nur (andir ciparay), tp lamaran saya ditolak, saya sampai skrng blm mampu melupakan dia. yg bikin saya cinta mati dg nur krna dia cantik, pendiam, lugu, rajin sholat, tdk matre, jarang keluyuran, dia juga jadi tulang punggung keluarga krna ortu nya petani miskin. saya mengira nur jodoh saya, krna saya kalau ada di dkt dia hidup saya semangat, hati saya damai, tp ternyata dia cewe yg paling sulit saya dapatkan. saya ngejar dia 2thn tp saya ditolak terus. saya nyari yg lain tp gagal..

    BalasHapus